Teknologi Incinerator: Single Burner

Di pasaran Indonesia saat ini telah tersedia berbagai incinerator. Namun pada dasarnya incinerator yang ada memiliki teknologi single burner, double burner dan multi burner. Berikut penjelasan tentang incinerator yang menggunakan teknologi single burner.

Incinerator teknologi single burner

Incinerator yang menggunakan teknologi ini dirancang untuk pembakaran sampah yang lebih ekonomis. Incinerator ini dikhususkan pembakaran limbah kering non B3. Karenanya kontruksi ruang bakar dan volume sampah (firing chamber) hanya berukuran kecil.

Sehingga kadang ruang bakarnya terbuat dari besi yang dilapisi glass wool atau mineral wool insulation. Lalu bagian dalam dilapisi dengan fire brick insulation atau castable insulation. Sedangkan lantai ruang bakar dilapisi dengan bata/isolasi.

Pada ruang bakar (chamber) ini dipasang burner (alat pembakaran) yang dapat berbahan bakar BBM seperti minyak kerosene/diesel/gasoline atau gas LNG, LPG atau sejenisnya. Cara pembakaran sampah pada single burner adalah dengan memanaskan chamber lebih dahulu sampai suhu 400 derajat celcius. Lalu sampah kering NON B3 dimasukkan kedalam tungku. Setelah pintu ruang bakar (chamber) ditutup, burner dinyalakan sekitar 400-10.000 derajat celcius.

Temperatur bakar tergantung nilai kalori sampah yang dibakar. Semakin tinggi nilai kalori yang dibakar maka semakin panas suhu di chamber tersebut. Asap yang dihasilkan sudah jernih namun kadang ada jelaga tergantung materi limbah yang dibakar.

Sebelum asap/gas keluar melalui cerobong/stack/chimney terlebih dahulu disiram dengan air (water spray). Komponen yang melakukan ini dinamakan sebagai water scrubber. Water scrubber tujuannya untuk menangkap debu, pertikel, asap jelaga agar gas keluar menjadi bersih. Sehingga lingkungan lebih bebas polusi dan aman. *(ys/20170807)